May 5, 2025

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Al-Munawar

Menyelenggarakan Pendidikan Kesetaraan (Paket A Setara SD, Paket B Setara SMP dan Paket C Setara SMA)

Apa Ujian Nasional Dihapus Telah Pas?

Apa Ujian Nasional Dihapus Telah Pas? Pantauan dari Pojok Pandang Guru dan Pelajar

Semenjak dipublikasikannya penghilangan Ujian Nasional (UN) oleh pemerintahan, dunia pendidikan Indonesia alami perubahan besar dalam mekanisme penilaian evaluasi. Peraturan ini memetik reaksi berbagai ragam, baik dari kelompok pengajar atau pelajar. Ada yang menyongsong dengan lega, ada juga yang menanyakan urgensinya. Lantas, apa keputusan hapus UN telah pas? Silahkan kita kupas dari 2 segi: guru dan pelajar.

Latar Belakang Penghilangan UN
Ujian Nasional dahulunya dipandang seperti parameter kesuksesan pelajar secara nasional. Tetapi, semenjak 2020, UN sah dihapus dan diganti oleh asesmen kapabilitas minimal (AKM) dan survey watak. Maksudnya ialah membuat mekanisme penilaian lebih lengkap dan bukan hanya konsentrasi pada hafalan.

Apa Ujian Nasional Dihapus Telah Pas?

Menurut Kemendikbud, penghilangan ini dilaksanakan supaya proses evaluasi bukan hanya memburu nilai akhir, tapi lebih mengutamakan pada pengetahuan ide dan pengokohan watak. Tetapi, realitanya tidak segampang tersebut. Di atas lapangan, guru dan pelajar hadapi dinamika yang tidak dapat diacuhkan.

Pandangan Guru: Lega Tetapi Siaga
Beberapa guru menyongsong baik penghilangan UN. Menurut Ibu Rina, seorang guru matematika SMP di Jakarta, penekanan mengajarkan untuk memburu standard nasional sekarang menyusut.

“Dahulu kami repot drill masalah, saat ini kami dapat semakin fleksibel meningkatkan materi lebih kontekstual,” katanya.

Tetapi, tidak seluruhnya guru terasa nyaman dengan mekanisme baru. Pak Wahyu, guru di wilayah penjuru Kalimantan, menyorot kesenjangan akses informasi.

“Pelajar di kota cepat penyesuaian dengan AKM dan evaluasi digital. Tetapi di dusun? Jangankan AKM, koneksi internet saja terkadang tidak ada.”

Dengan tidak ada standard ujian nasional, sejumlah guru cemas masalah kualitas pendidikan yang semakin bervariatif antara wilayah. Mereka mengharap masih tetap ada penilaian bertaraf nasional, walau memiliki bentuk bukan UN konservatif.

Suara Pelajar: Di antara Suka dan Kebingungan
Dari segi pelajar, sebagian besar merasa tertolong dengan dihapuskannya UN. Penekanan belajar mendekati kelulusan menjadi menyusut. Mereka tak lagi harus bergadang untuk mengalahkan beberapa soal yang sulit.

Tetapi, cukup banyak juga yang merasa kehilangan arah. Kevin, pelajar kelas XII SMA di Surabaya, menjelaskan,

“Dahulu ada UN sebagai penutup perjuangan kami, saat ini berasa cemplang. Ujian sekolah menjadi berasa tidak punyai berat.”

Sejumlah pelajar akui kebingungan karena tidak tahu apakah yang harus mereka pusatkan. Mekanisme AKM dipandang terlampau abstrak, dan tidak seluruhnya guru siap menemani pelajarnya dengan maksimal.

Plus Minus Penghilangan UN

Keuntungan:

Kurangi depresi dan beban psikis pelajar.

Memberikan ruangan evaluasi lebih inovatif dan memiliki makna.

Kurangi praktek belajar instant yang cuma memburu nilai.

Rugi:

Tidak ada parameter nasional untuk memandang kualitas pelajar antara wilayah.

Ada ketimpangan akses AKM, khususnya di wilayah terasing.

Motivasi belajar dapat turun karena tidak ada sasaran ujian besar.

Apa yang Dapat Diperbarui?

Bukannya memercayakan UN, mekanisme penilaian nasional yang fleksibel tetapi terancang masih diperlukan. Pemerintahan perlu pastikan jika AKM tidak cuma istilah baru tidak ada persiapan mekanismeik.

Kurikulum harus juga disamakan kekuatan guru dan pelajar. Training untuk guru, akses tehnologi, dan pembaruan infrastruktur menjadi poin utama supaya penghilangan UN tidak malah membuat kesenjangan baru.

Ringkasan
Penghilangan Ujian Nasional memanglah bukan keputusan yang bisa diambil kesimpulan dengan hitam-putih. Dari pemikiran guru, cara ini memberikan udara segar untuk pendekatan evaluasi lebih manusiawi. Tetapi dari segi pelajar, masih tetap ada ketidaktahuan dan minimnya instruksi yang terang.

Yang terpenting sekarang ini bukan sekedar menukar mekanisme cmd368 login ujian, tapi bagaimana pastikan jika tiap anak Indonesia—di mana saja mereka berada—mendapat peluang belajar dan dipelajari dengan adil . Maka, apa penghilangan UN telah pas? Jawabnya: dapat iya, asal digerakkan taktik yang masak.

Share: Facebook Twitter Linkedin